Sunday, 21 August 2011

The Story of a Human Life Part 35

=================ENGLISH LANGUAGE================

I stay at the corner of the door and see the activity by looking at people who enjoy the beauty in the morning. At the time I got experienced motorcycle accident, and the pain to hold like a broken wing walking unsteadily walked with tired face. Although I experienced the worst, I'll keep smiling and always give thanks to GOD. Sometimes I miss the face of someone, will miss the presence of a person's attention if you have something bad in addition to the family.


She always acted like adults to understand the condition. Neither human, natural and humane was not complaining, but rather something as a drug would hope my wings were broken wing. But she's not in here, because I do not know when the soul was gone I tried to describe the beauty of you. But what power there is no figure in question. I try to share with my friend and asked "if I crave wajarkan figure that somehow until now I do not know who he is." My past mistakes have reverensi kujadikan as a sheet as a future life.

I'm doubted myself, or is this just a reflection of the superficial? Your presence so meaningfull until this moment I’m waiting, I continue to trace them. One answer I found after 25 years I went through. The word "willing" may be simple, but it's very powerful as ammunition soul who does not know all this. Willing to differ with sincerity. More willing to lust which was awarded from the Lord, are sincere are always focused only on God. Sincere is not accompanied by the word willingly, but if we include them than it will hurt and make like a razor blade heart-wrenching and scratching.

I kept running to avoid the word, which is actually the All-Knowing already provided the answer. No one is spared from His sight, and we complain just because any little thing, consider that God take care of the universe without the slightest complaint. I'm embarrassed myself and Happiness is actually quite simple. Smile train, rather than mechanically put an expression on my face, but tried hard to change what I feel inside. Learning to accept the fact calmly; learn how to say to yourself, like nature which gives coolness to me "I will follow nature."

Learning how to deal with the crisis with honesty, look at life positively, seeing the bright side of everything. Thus, a glimmer of light will enter into my heart and dispel the darkness. I still hope to someone that I love you, because my love for GOD. It's like a melody that flows like running to accompany my steps even without your presence. I need a short break for the joints after finish my wings are broken, and now I'm ready to make the person who always tried, for only one purpose of my life that is "worship" because of God. Somehow with you what the tujan your lives for so long?
My family they invited me to see my condition frolic in the dissolution of communication to forget the pain when I was felt it. As if the wing was broken and nothing seemed forgotten for a moment. They found me and the communication that I smile and laugh. My prayer is for sure always to the family until the end of the period. Until the afternoon I fell asleep while the communication happen, and at the moment they wake up on me and already prepared meals and provide medicine of life "honesty, communication, patience, commitment, simplicity of life". If the return on time, only to them after I made the God as DIALOG and they welcomed me back with my condition and who knows whether it's the best or right they opened the door for me. It turned out that behind it all I become a person who is very wealthy and do not forget to always sense grateful of gratitude to God. I'm probably not perfect like any other who's creation, but I am grateful and will try to share my life journey to the other on my front although there is no hindrance hurdles but will remain kuterjang, because Lord has prepared something for me.

================INDONESIA LANGUAGE===============

Aku terdiam di sudut pintu melihat aktifitas dengan memandangi orang yang menikmati indahnya di pagi hari. Saat itu aku mengalami kecelakaan motor, dan dengan rasa sakit menahan bagai sayap yang patah berjalan gontai melangkah dengan wajah lelah. Meskipun aku mengalami hal terburuk sekalipun, aku akan tetap tersenyum dan selalu bersyukur kepada-NYA. Terkadang sepintas aku rindu kepada-NYA, rindu akan kehadiran seseorang yang perhatian jika mengalami sesuatu yang buruk selain kepada keluarga.

Dia yang selalu bersikap layaknya orang dewasa mengerti kondisi. Akupun manusia biasa, wajar dan manusiawi sekali bukan mengeluh, namun lebih kepada sesuatu harapan sebagai obat akan sayapku yang patah. Namun dia tidak ada disini, karena aku tidak mengetahui saat jiwa itu menghilang aku mencoba melukiskan keindahan dirimu. Namun apa daya tiada sosok yang dimaksud. Aku mencoba share dengan kawanku dan bertanya “wajarkan jika aku mendambakan sosok yang entah hingga saat ini aku tidak tahu siapa dia”. Kesalahan masa laluku sudah kujadikan sebagai lembaran sebagai reverensi kehidupan masa datang.

Ragukah aku dengan diriku, atau ini hanya cerminan semu belaka? Arti hadirmu hingga saat ini aku tunggu, aku terus menelusuri jejak tersebut. Satu jawaban yang kutemukan setelah 25 tahun kulalui. Kata “rela” mungkin sederhana, tapi ternyata sangat ampuh sebagai amunisi jiwaku yang tidak mengetahuinya selama ini. Rela berbeda dengan ikhlas. Rela lebih kepada hawa nafsu yang dianugrahkan dari-NYA, sedang ikhlas selalu berfokus hanya kepada-NYA. Ikhlas tidak disertai kata rela, namun jika dari kita menyertakannya maka akan sakit dan menjadikan bagai sebuah silet yang menyayat dan mengores hati.

Aku terus berlari menghindari kata itu, yang sebenarnya Sang Maha Mengetahui sudah memberikan jawabannya. Tidak ada satupun yang luput dari penglihatan-NYA dan kita mengeluh hanya karena sesuatu hal kecil, bandingkan jika DIA mengurusi alam semesta tanpa mengeluh sedikitpun. Aku malu kepada diriku dan Kebahagiaan sebenarnya cukup sederhana. Melatih tersenyum, bukan secara mekanis memasang ekspresi pada wajahku, tetapi berusaha keras untuk mengubah apa yang aku rasakan di dalam. Belajar untuk menerima kenyataan dengan tenang; belajar bagaimana mengatakan kepada diri sendiri, bak alam yang memberikan kesejukkan kepadaku “saya akan mengikuti sifat alam.”

Belajar bagaimana menghadapi krisis dengan kejujuran, memandang hidup dengan positif, melihat sisi terang dari segala sesuatu. Dengan demikian, secercah cahaya akan masuk ke dalam hatiku dan menghalau kegelapan. Aku tetap berharap kepada-MU bahwa aku cinta kepadamu, karena cintaku kepada-NYA. Rasanya seperti mengalir bak melodi yang berjalan mengiringi langkahku meskipun tanpa kehadiranmu. Aku butuh istirahat sejenak untuk merapihkan sendi sayapku yang patah, dan saat ini aku siap menjadikan pribadi yang selalu berusaha, karena hanya satu tujuan hidupku yakni “ibadah” karena-NYA. Entah bagaimana dengan kalian apa yang menjadi tujan hidup kalian selama ini?

Keluargaku yang melihat kondisiku mereka mengajakku bersenda gurau dalam larutnya komunikasi yang melupakan rasa sakit yang kurasakan. Seolah sayap patah itu tiada terasa dan sejenak terlupakan. Mereka menemukanku dan dengan komunikasi itu aku tersenyum dan tertawa. Doaku yang pasti selalu kepada keluarga hingga akhir masa. Sampai menjelang sore hari aku terlelap diantara komunikasi, dan saatku terbangun mereka sudah mempersiapkan hidangan dan memberikan obat kehidupan “kejujuran, komunikasi, kesabaran, komitmen, kesederhaan hidup”. Jika di kembalikan kepada waktu, hanya kepada mereka setelah ku menjadikan DIA sebagai DIALOG aku kembali dan mereka menyambut dengan kondisiku dan entah apakah itu terbaik atau tepat mereka membuka pintu untukku. Ternyata dibalik itu semua aku menjadi pribadi yang sangat kaya dan tak lupa selalu kupanjatkan rasa syukurku kepada-NYA. Aku mungkin tidaklah sempurna seperti insan ciptaan yg lainnya, namun aku berterima kasih dan mencoba berbagi akan perjalanan kehidupanku kepada yang lainnya dengan caraku meskipun didepan ada aral rintangan namun akan tetap kuterjang, karena DIA sudah menyiapkan sesuatu yang tepat untukku.


Sunday, August 21, 2011 at 19.09 P.M
Created By:Sony Kazekage Peanutgarden

0 comments: