Friday 29 July 2011

The Story of a Human Life Part 29

=================ENGLISH LANGUAGE================

Velocity of the flow of life, every human being has never escaped from the feelings of sadness. A feeling of disappointment that can stab into heart. Like a needle piercing the skin. Sharp and hurt. Hurt heart is an expression of deepest human. At the time of grief struck, enjotment and hope, instantly like vanished. No more joy, no more fun. Look on his face as if an invisible spring tends even furrowed his brow. That looks like a dull, a handsome look wrinkled and so on. Sometimes I think and wondered, does it grieve good or bad?
My friend complains in condition of sadness, and I tried to be a good share friend for her. Indeed, the positioning problem does not make me look wise in dealing with something. But I feel there is something which is needs to be said that behind sorrow. Actually firstly, I want to say “sorry” glance it’s not beautiful. But she would not be satisfied with all my explaination like that. If I thought, dudgeon and happy are the couple a lifetime in the absence of grief, if I'm not good at dragging on the drought can be grateful soul, heart infertile. Protracted grief, without pleasure, if not clever how to meaningful, will freeze the soul, heart of stone.

However, in many cases the people around me, that grief can be overwritten up and finally enjoy the fun. While on the other hand, people whose lives are filled with pleasure often carried away with excitement that endured until finally collapsed in his or her grief.
 
Indeed, whatever happens to me now if we are wise to grateful wisdom it can be achieved lessons from The Lord. 
Successful people, "the one" booster motivation because of pressure from the disappointment. Because my friend was disappointed not to get what should be getting. Then grew a kind of "little revenge" in itself.

For example, someone who have disappointed that get no attention, affection, support options, as expected. Thus arises a sort of little revenge. "Why I couldn’t do that?". What’s wrong? This resentment turned into a grief. Sadness that a such as deep psychological stress. Feeling weak, useless, and so on ..

It reminded me of a story Tung Desem Waringin. Which time he was a month's salary is not enough to pay the hospital charges parents for one day, outside the country. He was sad and devastated. But that is what evokes such sadness now.Grief, in principle could lead us towards a point of positive feedback. Where sadness was able to touch the sides of our humanity. Sadness makes me feel what I might have been forgotten. I'm more empathetic, more thoughtful, more respect for others. And the more I realized that basically this was just a weak man.

Grief, is not the main elements to be successful and make life more beautiful. It could even be said, is not commonly used as a niche that could lead someone to the gates of happiness. But the sadness one embryo door opener that can inspire the heart. As long as I can interpretation a pattern how to thinking intelligently and appropriately positioned between grief and desire that I want to accomplish. Every human being has a sense of sad of moments and it can be for her own explosion. So, enjoy that feel the sorrow, understand that, and treat with positive ways. I'm telling stories and sharing so that the door can open our hearts and we can know how many targets that we should solve. Grieving, then realized what was happening inside our hearts, then slowly but surely, we begin a new leaf to fix the other side of life ..

There are times when we need to empathize with the angles that may be overlooked by others. Feeling sad and glad it is separated by the dotted line, do not laugh when we are sad and do not cry when we're happy, everything must start no end, and the end is the beginning of everything, makes life more alive by continuing to move forward

================INDONESIA LANGUAGE===============

Perputaran alur kehidupan ini, setiap insan manusia tidak pernah luput dari perasaan sedih. Sebuah perasaan kekecewaan yang mampu menusuk jantung. Laksana jarum menusuk kulit. Tajam dan sakit. Sedih Hati adalah sebuah pengungkapan rasa terdalam diri manusia. Pada saat sedih melanda, kesenangan dan harapan, seakan sirna seketika. Tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi keceriaan. Raut wajah seakan tak terlihat bersemi bahkan cenderung mengerutkan kan dahi. Yang cantik terlihat kusam, yang ganteng terlihat kusut dan sebagainya. Terkadang aku berfikir dan bertanya-tanya sendiri. Apakah bersedih hati itu baik atau buruk?

Temanku mengeluh dia sedang bersedih, dan aku mencoba menjadi teman sharenya. Memang dalam memposisikan masalah membuatku terlihat tidak bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Namun aku tetap merasa ada sesuatu yang perlu di ungkap dibalik rasa sedih itu. Sebenarnya sepintas aku ingin mengatakan sedih itu indah. Tapi pasti dia tidak akan puas begitu saja. Kalau saya fikir-fikir. Sedih senang merupakan  pasangan sejati terlalu senang sepanjang hayat tanpa adanya kesedihan, jika aku tidak pandai mensyukurinya bisa menyeret pada kekeringan jiwa, hati kerontang. Kesedihan yang berlarut-larut, tanpa adanya kesenangan, jika tak pandai memaknainya, akan membekukan jiwa, hati membatu.

Namun, dalam banyak kasus orang-orang sekitarku yang ditimpa kesedihan bisa bangkit dan akhirnya menikmati kesenangan. Sedangkan di sisi lain, orang yang hidupnya diliputi kesenangan seringkali terlena dengan kesenangan yang dialaminya hingga akhirnya dia terpuruk. dalam kesedihannya.

Sesungguhnya, apapun yang terjadi pada diriku saat ini jika kita bijak memaknainya dapatlah digapai pelajaran hikmah darinya. Orang-orang sukses itu, ”salah satu” pendongkrak motivasinya karena adanya tekanan kekecewaan dari dalam. Karena temanku kecewa tidak mendapatkan apa yang semestinya bisa dapatkan. Maka tumbuhlah semacam ”dendam kecil” didalam dirinya.


Aku jadi teringat cerita Tung Desem Waringin. Dimana waktu itu gaji beliau sebulan tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit orang tuanya untuk satu hari, diluar negeri. Ia sedih dan sangat terpukul. Tapi justru kesedihan itulah yang membangkitkannya seperti sekarang. Kesedihan, pada prinsipnya bisa menggiring kita menuju suatu titik arus balik yang positif. Dimana rasa sedih itu mampu menyentuh sisi-sisi kemanusiaan kita. Kesedihan membuatku bisa merasakan apa yang selama ini mungkin aku lupakan. Aku semakin empati, semakin bijaksana, semakin menghargai orang lain. Dan semakin menyadari bahwa pada dasarnya aku ini hanyalah manusia lemah.

Kesedihan, memang bukan unsur utama untuk menjadi orang sukses dan membuat hidup ini lebih indah. Bahkan bisa dikatakan, tidak umum dijadikan sebagai relung yang bisa mengantarkan seseorang ke gerbang kebahagiaan. Namun kesedihan salah satu cikal bakal pembuka pintu yang bisa menggugah hati. Selama aku bisa memaknai pola berfikir yang cerdas dan tepat memposisikan antara rasa sedih dan keinginan yang ingin aku capai. Setiap insan memiliki rasa moment sedih itu bisa menjadi ledakan tersendiri buat dirinya. Jadi, selamat menikmati kesedihan.. Rasakan, pahami, dan obati dengan cara-cara yang positif. Aku bercerita dan berbagi agar pintu hati kita bisa terbuka dan kita bisa mengetahui betapa banyak target yang sebaiknya kita selesaikan. Bersedih, kemudian menyadari apa yang terjadi didalam lubuk hati kita, maka pelan tapi pasti, kita mulai membuka lembaran baru untuk membenahi sisi kehidupan yang lain..

Ada kalanya kita perlu berempati pada sudut-sudut yang mungkin terabaikan oleh orang lain. Rasa sedih dan senang itu dipisahkan dengan garis putus-putus, janganlah tertawa ketika kita sedih dan jangan menangis ketika kita sedang senang, segala awal pasti ada akhir, dan akhir merupakan awal dari segalanya, bikin hidup ini semakin hidup dengan terus melangkah kedepan


Sabtu, July 30, 2011 at 01:30 A.M
Created By:Sony Kazekage Peanutgarden

0 comments: