Saturday 11 June 2011

The Story of a Human Life Part 10

================ENGLISH LANGUAGE==============
at home before work
I sat in the courtyard behind the office, watching the flashing lights of buildings in Jakarta. Probably not many people who indulge in the night, while cooking a noodle vermicelli which I brought from home. 
At the time I was silent in a blue chair, I had to think about some people who have had close and knew me before. They know about who I am, how the characters and how my nature. At first glance the question suddenly pops back of my mind. While laughing along with her apparent in her face. But farewell when he wants me just explain one word "I'm only human being who has many shortcomings, and I never demand anything, thanks for giving a chance you about the meaning of life I have ever lived."They just say "sorry I can not be what you want, you are too perfect in the eyes of me." As I look back at the lights of buildings that seemed to accompany me in a lonely and quiet evening with the responsibility will kerjaanku being I live. I only answer in my heart, "I never demanded he be beautiful, I did not sue him for always to call me every time, I never restrict him to indulge, I have never refused to let him know about life in this world." I just want him to learn for himself, and it was not for me "Was I wrong?".
I want him to learn "because of the mistakes done not to become a boomerang for a second trip." I want him close to the family "Since the fall will culminate in the bosom of the family after we surrender ourselves to God." I want him to live a simple, honest "Simplicity of life that makes the heart become calm, any form of honesty, although bitter, has more value than a lie because kejujuranan will make his life happy world and the hereafter". I want him to see what is "perfect beauty is not to make something form the should and must come up with a view for a moment, because it is the behavior of real beauty, intelligence, character himself, not merely because it looks from the outside only." 
Was I wrong to never sue, am I too chose to things that have been mentioned above, I Was Wrong to direct him to life that will be experienced by every human. Although you always say sorry, I feel you do not have one at all to me exactly was I who should feel guilty and I want to apologize to my Lord. May you be happy for the next life. My promise to always appreciate a weaker sex to be part of my commitment, and it has been proven. I was not myself that first, the underlying change in my attitude today is the experience that maybe you have not experienced, but I do not want to be more in the eyes of you guys. Any perfection even though he a hero, and sure would have a shortage. I want to be the man you think is comfortable in undergoing a relationship based on commitment, communication and characters different from each other, so that later more colorful.
Never ever compare someone with my presence, because it is very painful indeed. Finally I just smiled as he headed the room where I work.  I ask to the Lord, please forgive me dan give them happines according to God will appeal. I'm sorry I have never understood the contents of your heart, again forgive me, Dear Owner of the Universe.

===============INDONESIAN LANGUAGE============
Aku duduk di pelataran kantor belakang, sambil memandangi kelap kelip lampu gedung-gedung di Jakarta. Mungkin tidak banyak orang yang beraktifitas di malam hari, sambil memasak indomie bihun yang kubawa dari rumah. Pada saat kuterdiam di kursi biru aku sempat berfikir tentang beberapa orang yang pernah dekat dan mengenalku. Mereka tahu tentang siapa aku, bagaimana karakter serta bagimana  sifatku. Sepintas pertanyaan itu tiba-tiba muncul kembali. Disaat tertawa bersama dia nampak jelas diraut wajahnya.Tetapi disaat dia menginginkan perpisahan aku hanya menjelaskan satu kata "aku hanya manusia yang punya banyak kekurangan, aku tidak pernah menuntut apapun, terima kasih sudah memberikan kesempatan kepadamu tentang arti kehidupan yang pernah kujalani". Mereka hanya menjawab "maaf aku tidak bisa menjadi seperti yang kamu inginkan, kamu terlalu sempurna dimataku".
Sambil melihat kembali lampu-lampu gedung yang seolah menemaniku didalam malam yang sunyi dengan tanggung jawab akan kerjaanku. Aku hanya menjawab didalam hatiku, "Aku tidak pernah menuntut dia menjadi cantik, aku tidak menuntut dia untuk selalu menghubungiku setiap saat, aku tidak pernah membatasi dia untuk beraktifitas, aku tidak pernah melarang dia tahu mengenai dunia ini". Aku hanya ingin dia belajar untuk dirinya sendiri, dan hal itu bukan untukku "Apakaj aku salah?".
Aku ingin dia belajar "karena kesalahan yang diperbuat jangan sampai menjadi bumerang untuk perjalanan yang kedua". Aku ingin dia dekat dengan keluarga "Karena keterpurukan akan bernanung di pangkuan keluarga setelah DIA". Aku ingin dia hidup sederhana,jujur "Kesederhanaan hidup yang membuat hatinya tenang, sebentuk apapun kejujuran walaupun pahit lebih bernilai dibanding kebohongan karena kejujuran kan membuat hidupnya bahagia dunia dan akhirat". Aku ingin dia terlihat apa adanya "Keindahan yang sempurna adalah dengan tidak membuat sesuatu mejadi harus dan harus tampil dengan tampilan sesaat, karena keindahan yang sesungguhnya adalah perilaku, kepandaian, karakter dirinya, bukan semata karena polesan diluar".
Apakah aku salah untuk tidak pernah menuntut, apakah aku terlalu memilih akan hal yang kusebutkan diatas, Salahkah aku untuk mengarahkan dia akan kehidupan yang nantinya akan dialami oleh setiap insan. Walaupun kalian selalu berkata maaf, aku merasa kalian tidak ada salah sedikitpun kepadaku justru akulah yang sepatutnya merasa bersalah dan aku ingin meminta maaf kepada-NYA. Semoga kalian bahagia untuk kehidupan selanjutnya. Janjiku untuk selalu menghargai seorang kaum hawa adalah komitmenku, dan itu telah terbukti. Aku bukanlah diriku yang dahulu, hal yang mendasari perubahan sikapku saat ini adalah pengalaman yang mungkin kalian belum alami, namun aku tidak ingin menjadi lebih dimata kalian. Sesempurna apapun meskipun itu pahlawan pasti dan yakin memiliki kekurangan. Aku ingin menjadi orang yang kalian anggap nyaman dalam menjalani suatu hubungan berdasarkan komitmen, komunikasi dan karakter satu sama lain yang berbeda, agar nantinya lebih berwarna.
Jangan pernah pernah membandingkan seseorang dengan kehadiranku, karena itu sangat menyakitkan sesungguhnya. Akhirnya aku hanya tersenyum sembari menuju ruangan tempatku bekerja. Aku memohon kepada-NYA, maafkanlah aku dan berilah mereka kebahagiaan sesuai kehendak permohononannya kepada-MU. Maafkan aku yang tidak pernah mengerti isi hatimu,sekali lagi maafkan aku wahai Sang Pemilik Semesta.

Monday, January 31, 2011
Created By: Sony Kazekage Peanutgarden
Source:https://www.facebook.com/note.php?note_id=176895092352854

0 comments: